Senin, 02 Mei 2011

Lidah Tidak Bertulang


Penulis Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman bin Rawiyah An-Nawawi
Syariah Akhlak 19 - November - 2003 20:44:51
Banyak orang merasa bangga dgn kemampuan lisan yg begitu fasih berbicara. Bahkan tdk sedikit orang yg belajar khusus agar memiliki kemampuan bicara yg bagus. Lisan memang karunia Allah yg demikian besar. Dan ia harus selalu disyukuri dgn sebenar-benarnya. Cara adl dgn menggunakan lisan utk bicara yg baik atau diam. Bukan dgn mengumbar pembicaraan semau sendiri.
Orang yg banyak bicara bila tdk diimbangi dgn ilmu agama yg baik akan banyak terjerumus ke dlm kesalahan. Karena itu Allah dan Rasul-Nya memerintahkan agar kita lbh banyak diam. Atau kalaupun harus berbicara mk dgn pembicaraan yg baik. Allah  berfirman:
“Wahai orang2 yg beriman bertakwalah kalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yg benar.”
Rasulullah  bersabda:
“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir mk hendaklah ia berkata yg baik atau diam.”
Lisan memang tdk bertulang sekali engkau gerakkan sulit utk kembali pada posisi semula. Demikian berbahaya lisan hingga Allah dan Rasul-Nya mengingatkan kita agar berhati-hati dlm menggunakannya.
Dua orang yg berteman penuh keakraban bisa dipisahkan dgn lisan. Seorang bapak dan anak yg saling menyayangi dan menghormati pun bisa dipisahkan krn lisan. Suami istri yg saling mencintai dan saling menyayangi bisa dipisahkan dgn cepat krn lisan. Bahkan darah seorang muslim dan mukmin yg suci serta bertauhid dapat tertumpah krn lisan. Sungguh betapa besar bahaya lisan.
Rasulullah  bersabda:
“Sesungguh seorang hamba berbicara dgn satu kalimat yg dibenci oleh Allah yg dia tdk merenungi mk dia terjatuh dlm neraka Jahannam.”
Rasulullah  bersabda:
“Sesungguh seorang hamba apabila berbicara dgn satu kalimat yg tdk benar hal itu menggelincirkan dia ke dlm neraka yg lbh jauh antara timur dan barat.”
Al-Imam An-Nawawi  mengatakan: “Hadits ini teramat jelas menerangkan bahwa sepantas bagi seseorang utk tdk berbicara kecuali dgn pembicaraaan yg baik yaitu pembicaraan yg sudah jelas maslahat dan kapan saja dia ragu terhadap maslahat janganlah dia berbicara.”
Al-Imam Asy-Syafi’i mengatakan: “Apabila dia ingin berbicara hendaklah berpikir dulu. Bila jelas maslahat mk berbicaralah dan jika dia ragu mk janganlah dia berbicara hingga nampak maslahatnya.”
Dalam kitab Riyadhus Shalihin Al-Imam An-Nawawi  mengatakan: “Ketahuilah tiap orang yg telah mendapatkan beban syariat seharus menjaga lisan dari semua pembicaraan kecuali pembicaraan yg sudah jelas maslahatnya. Bila keadaan berbicara dan diam sama maslahat mk sunnah adl menahan lisan utk tdk berbicara. Karena pembicaraan yg mubah bisa menarik kepada pembicaraan yg haram atau dibenci dan hal seperti ini banyak terjadi. Keselamatan itu tdk bisa dibandingkan dgn apapun.”
Keutamaan Menjaga Lisan
Memang lisan tdk bertulang. Apabila keliru menggerakkan akan mencampakkan kita dlm murka Allah yg berakhir dgn neraka-Nya. Lisan akan memberikan ta’bir tentang baik-buruk pemiliknya. Inilah ucapan beberapa ulama tentang bahaya lisan:
1. Anas bin Malik : “Segala sesuatu akan bermanfaat dgn kadar lebih kecuali perkataan. Sesungguh berlebih perkataan akan membahayakan.”
2. Abu Ad-Darda’ : “Tidak ada kebaikan dlm hidup ini kecuali salah satu dari dua orang yaitu orang yg diam namun berpikir atau orang yg berbicara dgn ilmu.”
3. Al-Fudhail : “Dua perkara yg akan bisa mengeraskan hati seseorang adl banyak berbicara dan banyak makan.”
4. Sufyan Ats-Tsauri : “Awal ibadah adl diam kemudian menuntut ilmu kemudian mengamalkan kemudian menghafal lantas menyebarkannya.”
5. Al-Ahnaf bin Qais : “Diam akan menjaga seseorang dari kesalahan lafadz memelihara dari penyelewangan dlm pembicaraan dan menyelamatkan dari pembicaraan yg tdk berguna serta memberikan kewibawaan terhadap dirinya.”
6. Abu Hatim : “Lisan orang yg berakal berada di belakang hatinya. Bila dia ingin berbicara dia mengembalikan ke hati terlebih dulu jika terdapat bagi mk dia akan berbicara. Dan bila tdk ada dia tdk . Adapun orang yg jahil hati berada di ujung lisan sehingga apa saja yg menyentuh lisan dia akan berbicara. Seseorang tdk mengetahui agama hingga dia mengetahui lisannya.”
7. Yahya bin ‘Uqbah: “Aku mendengar Ibnu Mas’ud berkata: ‘Demi Allah yg tdk ada sesembahan yg benar selain-Nya tdk ada sesuatu yg lbh pantas utk lama dipenjarakan dari pada lisan.”
8. Mu’arrifh Al-‘Ijli : “Ada satu hal yg aku terus mencari semenjak 10 tahun dan aku tdk berhenti utk mencarinya.” Seseorang berta kepadanya: “Apakah itu wahai Abu Al-Mu’tamir?” Mua’arrif menjawab: “Diam dari segala hal yg tdk berfaidah bagiku.”
Buah Menjaga Lisan
Menjaga lisan jelas akan memberikan banyak manfaat. Di antaranya:
1. Akan mendapat keutamaan dlm melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya. Abu Hurairah  meriwayatkan bahwa Rasulullah  bersabda:
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir mk hendaklah ia berkata yg baik atau diam.”
2. Akan menjadi orang yg memiliki kedudukan dlm agamanya.
Dalam hadits Abu Musa Al-Asy’ari Rasulullah  ketika dita tentang orang yg paling utama dari orang2 Islam beliau menjawab:
“ orang yg orang lain selamat dari kejahatan tangan dan lisannya.”
Asy-Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali mengatakan: “Hadits ini menjelaskan larangan mengganggu orang Islam baik dgn perkataan ataupun perbuatan.”
3. Mendapat jaminan dari Rasulullah  utk masuk ke surga.
Rasulullah  bersabda dlm hadits dari Sahl bin Sa’d :
“Barangsiapa yg menjamin untukku apa yg berada di antara dua rahang dan apa yg ada di antara dua kaki mk aku akan menjamin bagi al-jannah .”
Dalam riwayat Al-Imam At-Tirmidzi no. 2411 dan Ibnu Hibban no. 2546 dari shahabat Abu Hurairah  Rasulullah  bersabda:
“Barangsiapa yg dijaga oleh Allah dari kejahatan apa yg ada di antara dua rahang dan kejahatan apa yg ada di antara dua kaki mk dia akan masuk surga.”
4. Allah akan mengangkat derajat-Nya dan memberikan ridha-Nya kepadanya.
Rasulullah  bersabda dlm hadits dari Abu Hurairah :
“Sesungguh seorang hamba berbicara dgn satu kalimat dari apa yg diridhai Allah yg dia tdk menganggap ternyata Allah mengangkat derajat karenanya.”
Dalam riwayat Al-Imam Malik At-Tirmidzi Ibnu Majah dan Ahmad dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali dlm Bahjatun Nazhirin dari shahabat Bilal bin Al-Harits Al-Muzani  bahwa Rasulullah  bersabda:
“Sesungguh seseorang berbicara dgn satu kalimat yg diridhai oleh Allah dan dia tdk menyangka akan sampai kepada apa lalu Allah mencatat keridhaan bagi pada hari dia berjumpa dgn Allah.”
Demikianlah beberapa keutamaan menjaga lisan. Semoga kita diberi kemampuan oleh Allah utk melaksanakan perintah-Nya dan perintah Rasul-Nya dan diberi kemampuan utk mengejar keutamaan tersebut.
Wallahu a’lam.
Sumber: www.asysyariah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar